0 komentar Senin, 30 Maret 2009

haai.pengen posting lagi neh. tapi karna di rumah ga konek internet, jadi nulis di wordpad dulu deh.haha
jadi hari ini libur nyepi gitu. oia, selamat hari rayaa buat yang merayakannya. :)) dan dari pagii, kepala saya sakit sekali.(ga nyambung) nggliyeng2 kayak abis diputer2 dan serasa pengen dicopot gitu dari leher keatas. dibersihin dulu, di-angin2 biar fresh, trus dipasang lagi. dan jadilah saya divonis VERTIGO. keterangan lengkap mengenai vertigo bisa dilihat di blog guru saya dalam dunia penge-blog-an, catatan-si-adeeth.blogspot.com . katanya si vertigo tu bisa terjadi karena telad makan sama stress banyak pikiran. padahal kayaknya, nggak pernah tu aku telat makan. apalagi banyak pikiran. mikir aja ga pernah. ahaha. huuh. sebeldeeh pokoknya. bayangin, pusing kliyengan dari tadi pagi bangun tidur dan gak ilang2 sampe sekarang! sekitar jam 7:46 malem. tobaat. padahal tadi uda sempet bobo siang juga.

nah, dari sini kisah dimulai. tadi pas puyeng kronis2nya, sempet ngerasa ga tahan juga. dan akhirnya curhat sama pacar di mxit.
*yaang. aku pusing banget niih.
^haduh. ga tahan? trus aku harus gmana dong yang?
*ngga tau akuu. aku jg bingung. kata tmenku vertigo aku yang. huaah, ngeri bgtt.
>> dan percakapan berlanjut dengan kekhawatiran si jelek tentang kondisi penulis. ahaha. (makasiih ya yaaang. ;) ) tibatibaa...
*jelek, aku lagi boboan di lantai looh.
^hahaha, dasar keboo, dimana aja bisa bobo. (sial juga. bukannya khawatir ato apa malah ngunekke keboo.)
*haha biar. enak yang. ganti suasana. daripada t4 tdur, gitu2 aja.
^yang, suka boboan di lantai tu ciri2 indigo loh. (buset. apa itu indigo? temennya vertigo yah?)
*apaan tu indigo?
^mm, anak2 punya kemampuan luar biasa gitu.
*wahaha. boleboleeh deh, SUPERMEGA dun?
^supermega? :?
^emang jelek ngga tau indigo?
*ngga
^jadi indigo tu sebutan buat anak yang punya kekuatan luar biasa gitu yang, bisa liat hal2 gaib ato masa depan.

*&^%$#!
twawawaaaaaw. ga jadi deeh. ngeri ga sii? (emang dasarnya penakut)

>>jadii, apa hubungannya sama supermega?
[260309 19:30an]

0 komentar

Kebun Binatang Gembira Loka : Primadona Kita (?)


ni tulisan dibikin waktu ada lomba esai apaa, gitu. tapi ga jadi dikirim coz baru tau ada lomba esai di hari lomba mo ditutup gitu. jadiii, masukin sini aja deh. daripada nganggur di rumah ga ada yang baca gitu. ga bagus2 amat si. hehehe. soo, check this out and wait 4 ur comments. ;)


Kebun binatang berduka. Gembira Loka kita berduka. Sekarang ini, mungkin hanya sedikit orang yang masih mengingat Gembura Loka. Dan lebih sedikit lagi yang tahu bahwa tempat yang dulu pernah menjadi kebanggaan tersebut kini dalam keadaan mengkhawatirkan.

Padahal, kebun binatang sejatinya penting untuk dimiliki tiap-tiap kota besar. Kebun binatang tidak saja berfungsi sebagai fasilitas rekreasi warga, tapi juga sarana pembelajaran, wahana observasi dan penelitian, serta tempat terjadi interaksi langsung antara warga dengan berbagai jenis hewan. Kebun Binatang tentunya berperan besar dalam kesejahteraan lingkungan hijau. Biasanya, kebun binatang dipenuhi pepohonan rindang. Di kebun binatang pula kita dapat mulai belajar mencintai dan menjaga makhluk hidup, khususnya hewan. Seharusnya kebun binatang menjadi tempat rekreasi favorit saat bumi mulai tidak ramah. Adanya lahan hijau penuh satwa di tengah udara panas Jogja yang mencapai 300 idealnya dapat menarik perhatian. Kota Yogyakarta, yang sudah sejak lama memiliki Gembira Loka, seharusnya bisa mensyukuri dan menjaga dengan baik tiap-tiap kelebihan pada Kebun Binatang Gembira Loka.

Gempa 27 mei lalu ternyata masih meninggalkan luka di tubuh Gembira Loka. Ditambah lagi dengan polusi udara, minimnya pepohonan, dan tercemarnya Sungai Gajah Wong yang mengalir di tengah-tengah Kebun Binatang. Idealnya, Kebun Binatang harus cepat-cepat memperbaiki serta menata ulang dirinya agar kembali menjadi primadona.

Misalnya saja, kandang Burung Kasuari yang hancur akibat gempa, belum diperbaiki secara layak. Bagian belakang kandangnya yang rusak berat hanya ditambal menggunakan bahan seng. Jalan-jalan kecil yang menghubungkan kandang hewan satu ke kandang hewan lainnya juga tidak bisa dikatakan dalam kondisi sangat baik. Juga replika kapal yang ada di Gembira Loka dibiarkan retak. Dan makin banyaknya coret-coretan di wilayah kebun binatang menambah kesan ‘kumuh’ kebun binatang ini. Belum lagi aliran Sungai Gajah Wong yang kotor dan tercemar. “Jadi frustasi lihat Kebun Binatang sekarang”, komentar salah satu siswa sekolah menengah saat dimintai pendapat mengenai Kebun Binatang Gembira Loka saat ini. Banyak juga siswa yang mengatakan sama sekali tidak berniat mengunjungi Kebun Binatang. Karena mendengar kondisi Kebun Binatang yang tidak lagi apik untuk dikunjungi.

Keadaan seperti ini sudah pasti bukan keadaan yang diinginkan pihak Gembira Loka. Mereka pastinya juga ingin Gembira Loka kembali ramai dan meraih masa kejayaannya. Namun, untuk memperoleh situasi seperti itu, pihak Gembira Loka membutuhkan dana yang tidak sedikit. Sementara pemasukan Gembira Loka hanya mengandalkan biaya tiket masuk. Dengan keadaan kebun binatang yang seperti ini, sepi sekali pengunjung yang datang ke Gembira Loka. Warga mengeluhkan mahalnya tiket dengan fasilitas yang didapat di dalam kebun binatang. Warga harus membayar Rp.8000,- per orang untuk bisa masuk ke area kebun binatang. Dalam hal ini, pemerintah hanya membantu dengan memotong pajak yang harus dibayarkan, dari 15 persen menjadi 9 persen.

Anggaran yang sudah minim tersebut harus digunakan dengan sangat cermat, agar tidak terjadi kekurangan. Walaupun begitu, kesehatan dan makanan hewan tetap dijamin. Pengelola berusaha menghemat dana dari segi lain, asal tidak mengurangi jatah makanan dan perawatan kesehatan hewan. “Kalau diibaratkan manusia, binatang disini cukup makan, tapi kesejahteraanya kurang”, ujar Pelaksana Direktur Gembira Loka, Tirtodiningrat. (Kompas, 2008).

Pengorbanan yang dilakukan pihak Gembira Loka untuk membantu berjalannya ‘penghematan’ ini juga tidak ringan. Sebagai perbandingan, tiap ekor macan menghabiskan 2 juta sampai 2,5 juta tiap bulan untuk uang makan, sedangkan jika pawang bagian perawatan bayi di Ragunan sakit, beliau hanya meminum obat milik satwa yang dirawatnya.

Itulah, sedikit gambaran tentang salah satu wahana wisata lingkungan di Kota Yogyakarta Tercinta. Sedikitnya, peranan yang dapat dilakukan adalah mengunjungi kebun binatang tersebut. Dengan begitu kita bisa ikut membantu memperbaiki keadaan Gembira Loka. Kalau tidak lagi ada Gembira Loka, kemana lagi kita dapat mencari udara segar dan melihat berbagai macam hewan seperti dahulu? Jika tempat-tempat wisata yang tertinggal hanya pusat-pusat perbelanjaan moderen, bagaimana anak cucu kita kelak dapat belajar mengenal lingkungan hijau dan mulai belajar menghargai satwa? Marilah, sebelum terlambat, kita bersama menyelamatkan Gembira Loka. Kita masih punya surga segar di Yogyakarta. Dan kita bersama akan memperbaiki surga tersebut, sampai kembali menjadi benar-benar surga segar Yogyakarta lagi. Amin.


Aghnia Mega Safira




dulu kalo ngga salah si terinspirasi setelah baca koran2 ini, sama ada beberapa data yang juga diambil dari sana... :

Kompas, Minggu, 27 april 2007

Kompas, Kamis, 24 april 2007